Senin, 08 Juni 2015

Viky Sianipar Ft. Lea Simanjuntak - Inang

Inang...
Boasa ma tangishonnonmu, Sude sidangolon hi
Inang..., Boasa ma sai sol-solanmu
Sude sidangolon hi, Sude halungunan hi

reff.
Arian nang bodari, ale inang
Ilum sai maraburan...
Sibara lapa-lapa, ale inang
Unang be sai sol-soli

Inang...
Sai tangianghon ahu da inang da, Borum na dangolon
Inang..., Apusima ilum inang da
Sude hu taon do i, Pasonang ma roham

Arian nang botari, ale inang (2X)
Hu ida ilum i, Asak ni rohami,
Unang sai marsak ho (2X)
Inang..., Inang..., Hasianhu...

Adong do ahu manogu ho
Adong do ahu, a baen mengke-engkel rohami
Pasonang ma roham (3X)

Inang...(4X), Inang, Pasonang ma roham.

Senin, 11 Mei 2015

Filsafat Esensialisme dalam Pendidikan

Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran aliran pendidikan berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu yang selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, karena dialog tersebut akan melahirkan pemikiran-pemikiran baru. Agar diskusi dapat diikuti dan dipahami maka ada berbagai aspek yang harus dipahami terlebih dahulu, karena setiap calon tenaga pendidik harus memahami aliran-aliran pendidikan agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.

Filsafat Pendidikan Esensialisme

Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia, yang muncul pada zaman renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresifisme. Perbedaannya yang utama adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.

Pandangan dan penerapannya di bidang pendidikan

  1. Pandangan Esensialisme mengenai belajar. Idealisme sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada individu tersebut. Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami dirinya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif. Dengan mengambil landasan pikir, belajar  dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual yang jiwanya membina dan menciptakan diri sendiri. Belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada angkatan berikutnya. Dengan demikian pandangan-pandangan realisme mencerminkan adanya dua jenis, yaitu determinasi mutlak dan determinasi terbatas.
  2. Pandangan Esensialisme Mengenai Kurikulum. Sebab jika manusia mampu beberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada yang serba baik. Sehingga kegiatan dan keaktifan anak didik tidak terkekang, asalkan sejajar dengan fundamen-fundamen yang telah ditentukan.

Pandangan dan Sikap Tentang Aliran Esensialisme

  1. Pandangan secara Ontologi. Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum aliran ini adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi pendidikannya mencakup  ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
  2. Pandangan secara Epistimologi. Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti epistimologi esensialisme. Sebab jika manusia mampu menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan semestinya.
  3. Pandangan secara Axiologi. Pandangan ontologi dan epistimologi sangat mempengaruhi pandangan axiologi. Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal, tergantung pada pandangan-pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh kedua syarat tersebut.
  4. Teori nilai menurut idealisme. Penganut idealisme berpegang bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik jika banyak interaktif berada di dalam dan melaksanakan hukum-hukum itu. Menurut idealisme bahwa sikap, tingkah laku dan ekspresi perasaan juga mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.
  5. Teori nilai menurut realisme. Prinsip sederhana realisme tentang etika adalah melalui asas ontologi bahwa sumber semua pengetahuan manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Esensialisme menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis, filsafat ini berpendapat bahwa alam semesta dan isinya diatur oleh hukum yang mencakup semuanya sehingga tugas manusia hanya memahami agar bisa menghargai dan menyesuaikan diri dengan tatanan tersebut.

Ciri-ciri Aliran Esensialisme

Menurut William C. Bagley ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut:
  1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
  2. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
  3. Oleh karena kemampuan untuk kedisiplinan diri harus menjadi tujuan pendidikan.
  4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri lemah.

Prinsip – prinsip pendidikan aliran Esensialisme

Prinsip – prinsip pendidikan aliran Esensialisme antara lain :
  1. Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
  2. Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
  3. Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
  4. Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
  5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum, karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata.

Penutup

Kesimpulan

Aliran Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama. Dasar dari aliran Esensialisme ini adalah pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian yang ilmiah dan materialistik. Tujuan dari pada pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli adalah untuk mewujudkan agar anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri.
Tujuan umum aliran Esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia dan akhirat, dan isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian, dan segala hal yang mengarah pada kehendak manusia.

Saran

Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia,terutama dalam bidang pendidikan. Untuk itu kita harus memajukan sistem pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu modal penerapan dalam pengembangan ilmu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik formal maupun informal,yang berperan aktif menjadikan mutu pendidikan lebih maju.