Minggu, 17 September 2017

Asal Mula Kota

Kota sebagai wadah awal peradaban

Munculnya kota untuk pertama kali dalam sejarah umat manusia terjadi di lembah sungai Nil. Dan Efrat-Tigris. Para sarjana kebudayaan melihat lahirnya permukiman berupa kota itu sebagai akibat dari telah cukupnya bahan pangan yang dihasilkan oleh pedesaan.

Kota bertalian erat dengan peradaban (civilization), yakni yang mencerminkan kemenangan manusia atas bumi, karena ia tak bergantung sepenuhnya lagi kepada pengolahan tanah.

Di kotalah berkembang kebudayaan umat manusia. Ini nampak pada tingginya keterampilan teknis, berkembangnya gagasan manusia, majunya berbagai bidang kesenian, dan munculnya segala penemuan baru.

Dalam sejarah kota dikenali tiga jenis kota sebagai berikut: kota sebagai benteng keamanan dan pertahanan, kota sebagai pusat pemujaan, dan kota sebagai pusat kehidupan berbagai kelompok dengan kekhususan hidupnya sebagai simpul jaringan komunikasi.

  1. Kota sebagai benteng merupakan kota-kota tertua di dunia misalnya Troya (Asia kecil) yang berakhir riwayatnya pada tahun 1800 SM dan Yerikho (Palestina) yang dimusnahkan oleh kelompok nomad pada tahun  pada tahun 1200 SM.
  2. Contoh kota-kota pemujaan yaitu Ur dan Kish di Babilonia pada tahun 4000 SM; di situ dipuja dewa Baal dan Marduk. Kehidupan kota Kish berubah setelah palung sungai Efrat bergeser menjauhinya; akhirnya kota tersebut mati seperti nasib kota Nekropolis sebagai sisa-sisa dari Memphis di Mesir kuno. Di kota-kota pemujaan tadi demi pengelolaan dan pengawasan korban-korban yang perlu dipersembahkan maka organisasinya meningkat sehingga terbentuk ‘nucleus’ kehidupan kota.
  3. Adapun kota-kota yang muncul kemudian didirikan sebagai simpul bertemunya beberapa jalan perniagaan; orang berkumpul di situ untuk mengadu keuntungan hidup.

Tiga persyaratan lahirnya kota-kota pertama

Sebenarnya gejala mengalirnya penduduk masuk kota sudah ada pada ribuan tahun yang lalu ketika kota-kota awal lahir misalnya di lembah sungai Nil, Efrat-tigris, Indus dan Huangho. Sehubungan itu Sjoberg membedakan adanya tiga tingkatan organisasi masyarakat manusia sebagai berikut : Pertama, Pre-urban folk society yaitu masyarakat sebelum ada kota. Kedua, pre-industrial feudal society atau masyarakat feodal sebelum zaman industri. Adapun yang ketiga, modern industrial feudal society yaitu masyarakat feodal dengan industri modern.

Tiga pertimbangan kemungkinan terbentuknya pemukiman di lokasi-lokasi tertentu :

  1. Manusia harus dijamin keamanannya dari serbuan binatang buas atau bencana lain seperti tanah longsor,  tiupan angin dari pasir gurun, ledakan vulkanis.
  2. Sumber-sumber potensial adalah yang memungkinkan lestarinya eksistensi kota sebagai pemukiman baru.
  3. Tersedianya air sebagai kebutuhan mutlak dapat dihubungkan dengan kebutuhan sehari-hari penduduk. Air juga untuk pertanian di luar kota yang bersangkutan.
Dari keterangan di atas makin jelas mengapa kota-kota  pertama yang semula ada di pinggiran pegunungan atau perbukitan lalu bergeser ke lokasi dekat sungai. Bersama dengan perkembangan kota perdagangan lalu lokasi dapat bergeser ke arah hilir bawah sungai hingga pesisir.

Dalam hieroglyph Mesir Kuno, kota dilukiskan berupa niut, yaitu lingkaran yang berisi tanda plus. Tanda plus itu melambangkan pertemuan manusia baik fisiknya, dagangannya maupun gagasannya, sedang lingkaran mencerminkan tembok kota yakni kekompakan penduduk kota atau penghalang moral yang dapat melindungi masyarakat kota. Robert S. Lopez menyimpulkan bahwa dalam lambang tanda silang dalam lingkaran itu, tersembunyi definisi yang tertua dari kota, yakni: tempat untuk komunikasi dan pertemuan. Adapun munculnya kota, maju atau mundurnya bergantung kepada komunikasi dan pertemuan itu.

Seluk beluk kota pra-industri : Mesir dan Mesopotamia

Historio-geograf Paul Wheatly, menyebutkan adanya tujuh wilayah dimana terjadi proses pengkotaan awal, yaitu:

Wilayah
Tahun
Kota-kota
Mesopotamia
4000-3500 SM
Lagash, Ur, Uruk
Mesir
3000 SM
Memphis, Thebes
Indus
3000-2250 SM
Mohenjo-daro, Harappa
Cina
2000 SM
Cheng-Chon, An-yang
Amerika Tengah
1000 SM
Teotihuacan, Tenochtitlan
Andes Tengah
500 SM
Cuzco, Tihuanaca
Nigeria Baratdaya
1000 M
Sagamu, Owo

Di wilayah Cina, Indus, Mesir dan Mesopotamia fungsi kota-kota di sana terutama sebagai pusat pemerintahan. Baru sesudah itu fungsi pertukangan dan perdagangan yang nampak. Bentuk kota pada umumnya persegi atau persegi panjang, di tengah terdapat tanah lapang, sedang di tembok yang mengelilinginya ada empat pintu gerbang, masing-masing satu di setiap mata angin. Hal ini semuanya dipertahankan lanjut hingga abad-abad pertengahan. Di zaman berikutnya karena penduduk bertambah, otomatis penduduk meluap ke luar tembok.

Kota di Yunani dan Romawi umumnya berfungsi sebagai pos-pos industri dan perdagangan. Kemudian dari sejarah abad pertengahan dimaklumi  bahwa kota-kota yang terdapat di Eropa sekarang, sebagian bermula dari benteng yang oleh raja atau pangeran digunakan sebagai kubu pertahanan atau pemerintahan terhadap wilayah di sekelilingnya.

Kota-kota di dunia Arab misalnya Mekkah adalah tempat bermukim nya klan, berlaku hingga awal abad ke 20.

PERKEMBANGAN KOTA ABAD KE 19 DAN 20

Revolusi perkotaan yang pertama merupakan produk dari kelebihan hasil pertanian, diikuti dengan meningkatnya budaya umat manusia dan berbagai spesialisasi kegiatan di dalam kota sebagai ruang huni yang baru.

Sosiolog Lewis Mumford dalam bukunya berjudul The Culture of Cities menggambarkan perbedaan yang jelas antara menumpuknya manusia dan gedung di kota di satu pihak dan terbentuknya masyarakat kota di pihak lain memiliki relasi yang kausal. Kota-kota dalam abad ke-19 dinilainya sebagai terkombinasinya secara sederhana tempat kerja manusia dan tempat tinggalnya, dalam bentuk pabrik dan slum kedua-duanya berkembang biak dan meluaskan diri tanpa membutuhkan lebih dari sekedar bayangan lembaga-lembaga yang mencoraki kota secara sosial, sebagai suatu tempat dimana warisan kemasyarakatan dipusatkan.

Di sekitar tahun 1930 ada gerakan kembali ke pedesaan pada penghuni kota yang disebut back to the country side atau le retour aux champs. Bersama itu pedesaan makin kabur kenampakannya yang bercorak agraris. Bentang alam yang wajar makin luntur menjadi benteng budaya yaitu lingkungan binaan oleh manusia. Lama kelamaan perluasan kota-kota yang berdekatan membentuk connurbations yakni gabungan kota secara fisik.

UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KOTA

Kota-kota di dunia jelas keadaannya sangat beragam: ada yang kecil, sedang dan besar; yang lama dan baru; yang tumbuh berkembang dan mengecil; yang berpenduduk padat dan berpenduduk jarang; atau seringkali dijumpai kota-kota yang menjalani kehidupan dengan kondisi ekonomi, sosial, politik, keagamaan dan budaya yang berbeda-beda. Beberapa kota tumbuh pada lingkungan fisik yang berbeda. Pada suatu saat, terdapat satu atau beberapa unsur eksternal yang menonjol yang mempengaruhi perkembangan kota. Akan tetapi, situasi dan kondisi setempat setiap saat akan merupakan unsur yang terpenting yang mendasari perencanaan kota secara komprehensif.

Keadaan Geografis sebuah kota bukan hanya merupakan pertimbangan esensial pada awal penentuan lokasinya, tetapi mempengaruhi fungsi dan bentuk fisiknya. Jika para pendiri kota memiliki maksud untuk mengembangkan kegiatan niaga kelautan, maka kota mestinya berlokasi di tepi pantai atau sepanjang tepi sungai yang memiliki akses ke laut. Jika suatu kota dimaksudkan untuk menampung para pekerja perusahaan galian, maka mestinya kota dibangun cukup dekat dengan daerah penambangan. Sebuah kota yang diharapkan menjadi pusat perbelanjaan dan pelayanan komersial untuk daerah pertanian , mestinya ditempatkan pada lokasi yang dekat dengan daerah pusat.

Tapak (site) merupakan pertimbangan penting yang kedua di dalam lokasi perkotaan. Kemiringan lahan yang telah ada menentukan pola drainase dan kemungkinan terjadinya banjir. Bila terdapat lahan dengan kemiringan yang lebih besar dari persentase yang disyaratkan oleh pengelola kota setempat, jaringan jalan biasanya diatur mengikuti garis-garis kontur untuk menjamin keamanan pejalan kaki dan keamanan bagi pengemudi kendaraan, serta untuk mengurangi kecepatan aliran air hujan pada selokan yang umumnya dibangun di sepanjang jalan. Keadaan geologi tapak kemungkinan juga menuntut biaya yang lebih tinggi karena memerlukan fondasi yang lebih kuat atau dirancang secara khusus.

Fungsi yang diemban oleh kota. Kota dapat merupakan tempat untuk menghasilkan barang-barang jadi atau tempat pertukaran barang, atau sebagai pusat perbelanjaan, jasa-jasa, pendidikan, atau penelitian dengan skala pelayanan regional. Fungsi yang berbeda-beda yang diemban oleh daerah permukiman, baik secara terpisah ataupun merupakan kombinasi antara beberapa fungsi dikenal sebagai legion. Suatu masyarakat sangat dipengaruhi oleh fungsi-fungsi dasarnya, dan besarnya pengaruh tergantung dari sifat dan banyaknya fungsi.

Ekonomi yang mendasari kota-kota juga tercermin pada fasilitas dan bentuk fisiknya. Sebagai contoh, sebuah komunitas yang yang direncanakan secara baik untuk purnakaryawan menyediakan ruang-ruang untuk berbagai kegiatan sosial dan rekreasi serta pelayanan kesehatan yang diperlukan oleh penduduk utamanya. Sedangkan ibukota suatu negara menampilkan beberapa bentuk tata ruang yang monumental yang menggambarkan simbol kepentingan pemerintahan.

Sejarah dan kebudayaan juga mempengaruhi karakter fisik dan sifat-sifat kemasyarakatan kota. Sebagian besar masyarakat melestarikan tempat bersejarah tertentu secara permanen dan melindunginya dari perambahan perkembangan lahan yang tidak sesuai. Hampir semua kota mempunyai tempat-tempat yang diperlakukan khusus untuk kepentingan sejarah dan kebudayaan.

Tahapan Perkembangan. Sebagai organisme yang aktif, kota memiliki tahapan perkembangan, yaitu: kelahiran, masa kanak-kanak, masa remaja, dewasa, lanjut usia, uzur dan akhirnya kematian. Tahapan perkembangan kota suatu kota berkaitan dengan tingkat eknomi, sosial, kelembagaan, dan penguasaan teknologi pada waktu tertentu di dalam proses evolusinya.
Sebuah “teori tentang pertumbuhan ekonomi dan satu teori lain yang lebih umum tetapi masih bersifat parsial, yaitu teori tentang sejarah sebagai suatu keseluruhan” mengidentifikasi enam tahapan perkembangan ekonomi , yaitu : masyarakat tradisional (pra-Newton), tahap sebelum tinggal landas (proses perubahan), tahap tinggal landas (periode pertumbuhan), tahap kematangan (kemajuan yang berkelanjutan), zaman konsumsi masa tingkat tinggi, dan zaman setelah konsumsi (Rostow, 1971).

Gejala-Gejala Optik di Atmosfer

Pelangi

Apabila setelah turun hujan, udara kembali cerah dan sinar matahari dapat sampai di permukaan bumi, sering kita lihat adanya pelangi, dengan berbagai busur warna di udara yang lebih kita kenal dengan sebutan MEJIKUHIBINIU yaitu: merah, jingga (orange), kuning, hijau, biru, nila (indigo) dan ungu (violet). Pelangi terjadi karena sinar matahari jatuh pada titik-titik air hujan, yang mengakibatkan berkas sinar matahari tersebut dibiaskan dan dipantulkan menjadi spektrum warna (spectrum radiasi) oleh titik air hujan.
Adapun jenis-jenis pelangi adalah sebagai berikut :
  • Classic Rainbow. Pelangi Alam terdiri dari enam warna: merah, oranye, kuning, hijau, biru dan ungu. Intensitas warna masing-masingnya tergantung berbagai kondisi atmosfer dan waktu.
    • Circular Rainbow. Pelangi ini benar-benar terlihat seperti busur lingkaran sempurna (dengan radius tepat 42 derajat, menurut Descartes).
    • Secondary Rainbow. Pelangi primer, sering disertai dengan pelangi sekunder biasanya tipis dan redup daripada pelangi primer. Pelangi sekunder terkenal dengan karakteristik tertentu, spektrum ditampilkan dalam urutan terbalik dari sebuah pelangi primer.
    • Red Rainbows. Red Rainbows biasanya terlihat saat fajar atau senja ketika ketebalan filter atmosfer bumi menjadi biru, terlihat lebih merah atau seperti tetesan cahaya oranye mencerminkan dan membiaskan air. Hasilnya adalah pelangi dengan spektrum ujung merah.
    • Sundogs. Yang paling sering terlihat rendah di langit di hari musim dingin yang cerah, sundogs terjadi ketika matahari bersinar melalui kristal es yang tinggi di atmosfer. Sundogs berwarna merah di bagian dalam dan ungu di bagian luar dengan sisa spektrum ramai di antaranya. Semakin tebal konsentrasi kristal es di udara, semakin tebal pula strukturnya.
    • Fogbows. Fogbows lebih jarang terlihat daripada pelangi biasa, karena parameter tertentu yang harus disesuaikan untuk menciptakan mereka. Misalnya, sumber cahaya harus berada di belakang pengamat dan membumi. Juga, kabut di belakang pengamat harus sangat tipis sehingga sinar matahari yang dapat bersinar melalui kabut tebal di depan.
    • Fire Rainbows. Pelangi ini bukan terbuat dari api, nama untuk efek optik yang indah ini adalah circumhorizontal arc. Fenomena ini hanya dapat dilihat dalam kondisi spesifik tertentu: awan cirrus, yang bertindak seperti prisma harus setidaknya berada di ketinggian 20.000 kaki dan matahari harus menyorot ketika mereka berada di ketinggian 58-68 derajat. Rainbow Fire tidak pernah terlihat di lokasi lebih dari 55 derajat utara atau selatan.
    • Moonbows. Moonbows adalah mitra untuk pelangi lunar. Mereka juga jauh lebih sulit dilihat karena badai hujan harus berlalu dan, idealnya, bulan purnama yang terang tidak terhalang oleh awan.

    Senin, 08 Juni 2015

    Viky Sianipar Ft. Lea Simanjuntak - Inang

    Inang...
    Boasa ma tangishonnonmu, Sude sidangolon hi
    Inang..., Boasa ma sai sol-solanmu
    Sude sidangolon hi, Sude halungunan hi

    reff.
    Arian nang bodari, ale inang
    Ilum sai maraburan...
    Sibara lapa-lapa, ale inang
    Unang be sai sol-soli

    Inang...
    Sai tangianghon ahu da inang da, Borum na dangolon
    Inang..., Apusima ilum inang da
    Sude hu taon do i, Pasonang ma roham

    Arian nang botari, ale inang (2X)
    Hu ida ilum i, Asak ni rohami,
    Unang sai marsak ho (2X)
    Inang..., Inang..., Hasianhu...

    Adong do ahu manogu ho
    Adong do ahu, a baen mengke-engkel rohami
    Pasonang ma roham (3X)

    Inang...(4X), Inang, Pasonang ma roham.

    Senin, 11 Mei 2015

    Filsafat Esensialisme dalam Pendidikan

    Gagasan dan pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia dan masyarakat. Pendidikan selalu mengalami perkembangan seiring dengan perkembangan sosial-budaya dan perkembangan iptek. Pemikiran-pemikiran aliran pendidikan berlangsung seperti suatu diskusi berkepanjangan yakni pemikiran-pemikiran terdahulu yang selalu ditanggapi dengan pro dan kontra oleh pemikir berikutnya, karena dialog tersebut akan melahirkan pemikiran-pemikiran baru. Agar diskusi dapat diikuti dan dipahami maka ada berbagai aspek yang harus dipahami terlebih dahulu, karena setiap calon tenaga pendidik harus memahami aliran-aliran pendidikan agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu.

    Filsafat Pendidikan Esensialisme

    Esensialisme adalah pendidikan yang didasarkan kepada nilai-nilai kebudayaan yang telah ada sejak awal peradaban umat manusia, yang muncul pada zaman renaissance dengan ciri-ciri utama yang berbeda dengan progresifisme. Perbedaannya yang utama adalah memberikan dasar berpijak pada pendidikan yang penuh fleksibilitas, di mana serta terbuka untuk perubahan, toleran, dan tidak ada keterkaitan dengan doktrin tertentu. Esensialisme memandang bahwa pendidikan harus berpijak pada nilai-nilai yang memiliki kejelasan dan tahan lama yang memberikan kestabilan dan nilai-nilai terpilih yang mempunyai tata yang jelas. Idealisme dan realisme sebagai pendukung esensialisme, akan tetapi tidak lebur menjadi satu dan tidak melepaskan sifatnya yang utama pada dirinya masing-masing.

    Pandangan dan penerapannya di bidang pendidikan

    1. Pandangan Esensialisme mengenai belajar. Idealisme sebagai filsafat hidup, memulai tinjauannya mengenai pribadi individu dengan menitikberatkan pada individu tersebut. Menurut idealisme, bila seorang itu belajar pada taraf permulaan adalah memahami dirinya sendiri, terus bergerak keluar untuk memahami dunia obyektif. Dengan mengambil landasan pikir, belajar  dapat didefinisikan sebagai jiwa yang berkembang pada sendirinya sebagai substansi spiritual yang jiwanya membina dan menciptakan diri sendiri. Belajar adalah menerima dan mengenal secara sungguh-sungguh nilai-nilai sosial angkatan baru yang timbul untuk ditambah dan dikurangi dan diteruskan kepada angkatan berikutnya. Dengan demikian pandangan-pandangan realisme mencerminkan adanya dua jenis, yaitu determinasi mutlak dan determinasi terbatas.
    2. Pandangan Esensialisme Mengenai Kurikulum. Sebab jika manusia mampu beberapa tokoh idealisme memandang bahwa kurikulum itu hendaklah berpangkal pada landasan idiil dan organisasi yang kuat. Kegiatan dalam pendidikan perlu disesuaikan dan ditujukan kepada yang serba baik. Sehingga kegiatan dan keaktifan anak didik tidak terkekang, asalkan sejajar dengan fundamen-fundamen yang telah ditentukan.

    Pandangan dan Sikap Tentang Aliran Esensialisme

    1. Pandangan secara Ontologi. Sifat yang menonjol dari ontology esensialisme adalah suatu konsep bahwa dunia ini dikuasai oleh tata yang tiada cela, yang mengatur isinya dengan tiada ada pula. Tujuan umum aliran ini adalah membentuk pribadi bahagia di dunia dan di akhirat yang isi pendidikannya mencakup  ilmu pengetahuan, kesenian dan segala hal yang mampu menggerakkan kehendak manusia.
    2. Pandangan secara Epistimologi. Teori kepribadian manusia sebagai refleksi Tuhan adalah jalan untuk mengerti epistimologi esensialisme. Sebab jika manusia mampu menyadari realita sebagai mikrokosmos dan makrokosmos, maka manusia pasti mengetahui dalam tingkat atau kualitas apa rasionya mampu memikirkan semestinya.
    3. Pandangan secara Axiologi. Pandangan ontologi dan epistimologi sangat mempengaruhi pandangan axiologi. Bagi aliran ini, nilai-nilai berasal, tergantung pada pandangan-pandangan idealisme dan realisme sebab esensialisme terbina oleh kedua syarat tersebut.
    4. Teori nilai menurut idealisme. Penganut idealisme berpegang bahwa hukum-hukum etika adalah hukum kosmos, karena itu seseorang dikatakan baik jika banyak interaktif berada di dalam dan melaksanakan hukum-hukum itu. Menurut idealisme bahwa sikap, tingkah laku dan ekspresi perasaan juga mempunyai hubungan dengan kualitas baik dan buruk.
    5. Teori nilai menurut realisme. Prinsip sederhana realisme tentang etika adalah melalui asas ontologi bahwa sumber semua pengetahuan manusia terletak pada keteraturan lingkungan hidupnya. Esensialisme menerapkan prinsip idealisme dan realisme secara eklektis, filsafat ini berpendapat bahwa alam semesta dan isinya diatur oleh hukum yang mencakup semuanya sehingga tugas manusia hanya memahami agar bisa menghargai dan menyesuaikan diri dengan tatanan tersebut.

    Ciri-ciri Aliran Esensialisme

    Menurut William C. Bagley ciri-ciri filsafat pendidikan esensialisme adalah sebagai berikut:
    1. Minat-minat yang kuat dan tahan lama sering timbul dari upaya-upaya belajar awal yang memikat atau menarik perhatian bukan karena dorongan dari dalam diri siswa.
    2. Pengawasan, pengarahan, dan bimbingan orang dewasa melekat dalam masa balita yang panjang atau ketergantungan yang khusus pada spesies manusia.
    3. Oleh karena kemampuan untuk kedisiplinan diri harus menjadi tujuan pendidikan.
    4. Esensialisme menawarkan sebuah teori yang kokoh dan kuat tentang pendidikan, sedangkan sekolah-sekolah pesaingnya memberikan sebuah teri lemah.

    Prinsip – prinsip pendidikan aliran Esensialisme

    Prinsip – prinsip pendidikan aliran Esensialisme antara lain :
    1. Belajar pada dasarnya melibatkan kerja keras dan dapat menimbulkan keseganan dan menekankan pentingnya prinsip disiplin.
    2. Inisiatif dalam pendidikan harus ditekankan pada pendidik bukan pada anak didik.
    3. Inti dari proses pendidikan adalah asimilasi dari subjek materi yang telah ditentukan.
    4. Sekolah harus mempertahankan metode-metode tradisional yang bertautan dengan disiplin mental.
    5. Tujuan akhir pendidikan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan umum, karena dianggap tuntunan demokrasi yang nyata.

    Penutup

    Kesimpulan

    Aliran Esensialisme merupakan aliran yang ingin kembali kepada kebudayaan-kebudayaan lama. Dasar dari aliran Esensialisme ini adalah pandangan humanisme yang merupakan reaksi terhadap hidup yang mengarah pada keduniawian yang ilmiah dan materialistik. Tujuan dari pada pendidikan yang hendak dicapai oleh para ahli adalah untuk mewujudkan agar anak didik dapat hidup bahagia demi kebaikan hidupnya sendiri.
    Tujuan umum aliran Esensialisme adalah membentuk pribadi bahagia dunia dan akhirat, dan isi pendidikannya mencakup ilmu pengetahuan, kesenian, dan segala hal yang mengarah pada kehendak manusia.

    Saran

    Di zaman kehidupan modern ini banyak menimbulkan krisis di berbagai bidang kehidupan manusia,terutama dalam bidang pendidikan. Untuk itu kita harus memajukan sistem pendidikan, karena pendidikan merupakan suatu modal penerapan dalam pengembangan ilmu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari baik formal maupun informal,yang berperan aktif menjadikan mutu pendidikan lebih maju.

    Rabu, 17 September 2014

    Lambang Unimed

    Lambang Unimed.png 500 x 473 (98,5 KB)
    Untuk versi vektornya silahkan unduh di sini (Via 4Shared) atau di sini (Google Drive)

    Minggu, 07 September 2014

    Tugas-Tugas Perkembangan Remaja

    Bab I  Pendahuluan

    Latar Belakang

    Remaja merupakan transisi antara masa kanak-kanak menuju masa dewasa,masa setengah baya dan masa tua. Dimana masa remaja memiliki kematangan emosi, sosial, fisik dan psikis. Remaja juga merupakan tahapan perkembangan yang harus dilewati dengan berbagai kesulitan. Remaja dalam tugas perkembangannya memiliki beberapa fase, dengan melihat semakin rumit permasalahanya sehingga dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.

    Ada hal yang diharapkan dimiliki oleh remaja dalam mempersiapkan diri memasuki alam kehidupan masa dewasa, serta memiliki kebutuhan pribadi dalam arti luas. Dari segi individu dikaitkan dengan perkembangan pikir, sikap, perasaan, kemauan dan perlakuan nyata.dari segi lingkungan ada semacam ”tuntutan” dari faktor sosial, religius, nilai-nilai dan norma yang hidup didalamnya.Tuntutan itu “dikenakan” bagi individu sebagai bagian dari lingkungan itu juga.

    Tugas-tugas perkembangan remaja adalah sikap dan perilaku dirinya sendiri dalam menyikapi lingkungan di sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada fisik maupun psikologisnya menuntut anak untuk dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan dan tantangan hidup yang ada dihadapannya. Tugas-tugas perkembangan remaja dapat mencegah konflik yang ditimbulkan oleh remaja dalam keseharian yang sangat menyulitkan masyarakat, agar tidak salah persepsi dalam menangani permasalahan tersebut.

    Oleh karena itu mahasiswa penting memahami tugas-tugas perkembangan remaja usia sekolah menengah dan perbedaan perkembangan remaja perempuan dan remaja laki-laki,

    Untuk lebih lengkapnya silahkan unduh di sini.

    Jumat, 14 Maret 2014

    Perhitungan Waktu dalam Geologi

    SKALA WAKTU RELATIF

    Serangkaian lengkap lapisan tanah di dunia telah diteliti dan diungkapkan melalui penggunaan prinsip superposisi (lapisan yang paling muda di atas). Umumnya para peneliti telah berhasil, sekalipun terdapat sejumlah kesenggangan setempat (diskordansil) merekonstruksikan secara lengkap sejarah bumi. Skala waktu selalu dinyatakan dalam satuan-satuan relatif. Usia relatif didasarkan pada evolusi fauna dan flora. Setiap kurun waktu ditandai oleh asosiasi fosil yang karakteristik. Genera dan jenis-jenis makhluk hidup menemui ajal mereka atau bermunculan, ada kalanya berevolusi dengan cepat (amonit dalam Jura, foraminifera dalam Tersier, dsb) dan menghasilkan fosil-fosil petunjuk. Sisa-sisa yang sangat kecil dari binatang dan tumbuhan pun dapat digunakan dalam penentuan umur. Juga dengan cara spesialisasi, misalnya palinologi. Untuk satuan-satuan geokronologis yang paling penting, lihat Gambar 9. Nama-nama kurun-waktu utama dan periode banyak digunakan . Pembagian lanjutan berlangsung lebih jauh (misalnya, salah satu periode terakhir dari kurun waktu Kapur Atas dinamakan “Maastrichtjen.” Dalam kurun waktu ini kapur tuf Maastricht mengendap, bahan baku untuk fabrikasi semen, St. Pietersberg). Seringkali para ahli geologi menyatakan lapisan-lapisan batuan dengan mencantumkan pula umur lapisan-lapisan tersebut, misalnya: “lempung tersier, batu pasit kapur.”

    UMUR ABSOLUT

    Unsur-unsur radioaktif akan terurai menjadi unsur-unsur yang lebih kecil (isotop), yang dewasa ini dapat dipisahkan dengan bantuan “spektograf massa.” Banyaknya unsur-unsur pecahan yang terkandung tergantung pada jumlah awal unsur radioaktifnya dan interval waktu sejak unsur tersebut terserap dalam mineral. Waktu paruh disebut T.
    U238 → 8 11c4 + Pb206              T:       4498-106 tahun
    U235 → 7 11c4 + Pb207              T:         713-106 tahun
    Th232 → 6 11c4 + Pb208             T:     13900-106 tahun
    K40 + c → A40                           T:     11850-106 tahun
    Rb87 → β + Sr87                         T:     50000-106 tahun
    Kedua metode terakhir ini sangat penting karena K (dan Rb) banyak terdapat dalam kalifelspar dan mika dari batuan beku (misalnya granit) dan batuan cruptif juga tuf.



    Download Filenya di sini