Kamis, 28 Februari 2013

GEOGRAFI SOSIAL

PENGERTIAN MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Pengertian Manusia

Manusia adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif maupun negatif.

Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberikan petunjuk dari segi intelektual relatif.

Manusia atau orang dapat diartikan dari sudut pandang yang berbeda-beda, baik itu  menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai homo sapiens (bahasa latin untuk manusia) yang merupakan sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

Manusia juga sebagai mahkluk individu memiliki pemikiran-pemikiran tentang apa yang menurutnya baik dan sesuai dengan tindakan-tindakan yang akan diambil. Manusia pun berlaku sebagai makhluk sosial yang saling berhubungan dan keterkaitannya dengan lingkungan dan tempat tinggalnya.

Pengertian Lingkungan

Lingkungan adalah suatu media dimana makhuk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan memiliki karakter serta fungsi yang khas yang terkait secara timbal balik dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang memiliki peranan yang lebih kompleks.

Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Baik lingkungan alam maupun lingkungan sosial. Kita bernapas memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, menjaga kesehatan, semuanya memerlukan lingkungan. Pengertian lain dari lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung.

Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik dan abiotik. Jika kalian berada di sekolah, lingkungan biotiknya berupa teman-teman sekolah, bapak ibu guru serta karyawan, dan semua orang yang ada di sekolah, juga berbagai jenis tumbuhan yang ada di kebun sekolah serta hewan-hewan yang ada disekitarnya. Adapun lingkungan abiotik berupa udara, meja kursi, papan tulis, gedung sekolah, dan berbagai macam benda mati yang ada disekitar.

Seringkali lingkungan yang terdiri dari sesama manusia disebut juga sebagai lingkungansosial. Lingkungan sosial inilah yang membentuk sistem pergaulan yang besar peranannya dalam membentuk kepribadian seseorang.

KORELASI ANTARA MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

Pengertian Ekologi

Ekologia  adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara  organisme dengan  lingkungn-nya dan yang lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (habitat) dan logos (“ilmu”). Ekologi berarti ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Dalam ekologi, makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.

Kita mengenal beberapa definisi untuk ekologi, misalnya:


  • Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia dengan lingkungannya.
  • Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan kepadatan makhluk hidup.
  • Ekologi ialah biologi lingkungan.
Bertolak dari definisi ekologi ialah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungannya maka ekologi dapat juga diartikan sebagai imu yang membahas hubungan manusia dan lingkungannya dipandang dari kepentingan dan kebutuhan manusia terhadap lingkungan itu sendiri.

Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antara makhluk hidup dengan benda tidak hidup di tempat hidup atau lingkungannya. Ekologi, biologi dan ilmu kehidupan lainnya saling melengkapi dengan zoologi dan botani yang menggambarkan bahwa ekologi mencoba memperkirakan dan menggambarkan sebagian besar rantai makanan manusia.

Para ahli ekologi mempelajari perpindahan energi dan materi dari makhluk hidup yang satu kepada makhluk hidup yang lain dalam lingkungannya serta faktor-faktor yang menyebabkannya. Serta perubahan populasi atau spesies pada waktu yang berbeda dalam faktor-faktor yang menyebabkannya. Terjadi hubungan antarspesies (interaksi antarspesies) makhluk hidup dan hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Kini para ekolog(orang yang mempelajari ekologi) berfokus kepada ekowilayah bumi dan riset perubahan iklim.

Lingkungan Hidup Manusia

Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997 Pasal 1 Angka 1 mengartikan Lingkungan Hidup sebagai “kesatuan ruang dengan kesemua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya”.

Manusia hidup, tumbuh, dan berkembang dalam lingkungan alam dan budayanya. Dalam lingkungan alamnya manusia hidup dalam sebuah ekosisten yakni, suatu unit atu satuan fungsional dari makhluk-makhluk hidup dengan lingkungannya. Dalam ekosisten terdapat komponen abiotik pada umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk-makhluk hidup diantaranya: tanah, udara atau gas-gas yang membentuk atmosfer, air, cahaya, suhu atau temperatur, Sedangkan komponen biotik diantaranya adalah: produsen, konsumen, pengurai.

PENGARUH MANUSIA PADA ALAM LINGKUNGAN HIDUPNYA

Manusia sedikit demi sedikit mulai menyesuaikan diri pada alam lingkungan hidupnya maupun komunitas biologis di tempat mereka hidup. Perubahan alam lingkungan hidup manusia tampak jelas di kota-kota, dibanding dengan pelosok dimana penduduknya masih sedikit dan primitif.

Perubahan alam lingkungan hidup manusia akan berpengaruh baik secara positif ataupun negatif. Berpengaruh bagi manusia karena manusia mendapatkan keuntungan dari perubahan tersebut, dan berpengaruh tidak baik karena dapat dapat mengurangi kemampuan alam lingkungan hidupnya untuk menyokong kehidupannya.

Manusia merupakan komponen biotik lingkungan yang memiliki kemampuan berfikir dan penalaran yang tinggi. Disamping itu manusia memiliki budaya, pranata sosial dan pengetahuan serta teknologi yang makin berkembang. Peranan manusia dalam lingkungan ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Peranan manusia yang bersifat negatif adalah peranan yang merugikan lingkungan. Kerugian ini secara langsung atau pun tidak langsung timbul akibat kegiatan manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang berakibat menguntungkan lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan.

Peranan Manusia yang bersifat negatif terhadap lingkungan antara lain sebagai berikut:

  1. Eksploitasi yang melampaui batas sehingga persediaan  Sumber Daya Alam makin menciut (depletion);
  2. Punah atau merosotnya jumlah keanekaan jenis biota;
  3. Berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem binaan yang tidak mantap karena terus menerus memerlukan subsidi energi;
  4. Berubahnya profil permukaan bumi yang dapat mengganggu kestabilan tanah hingga menimbulkan longsor;
  5. Masuknya energi bahan atau senyawa tertentu ke dalam lingkungan yang menimbulkan pencemaran air, udara, dan tanah. hal ini berakibat menurunnya kualitas lingkungan hidup. Pencemaran dapat menimbulkan dampak negatif pada lingkungan dan terhadap manusia itu sendiri;
Peranan Manusia yang menguntungkan lingkungan antara lain:
  1. Melakukan eksploitasi Sumber Daya Alam secara tepat dan bijaksana terutama SDA yang tidak dapat diperbaharui;
  2. Mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian keaneka jenis flora serta untuk mencegah terjadinya erosi dan banjir;
  3. Melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar yang terbuang ke dalam lingkungan tidak melampaui nilai ambang batasnya;
  4. Melakukan sistem pertanian secara tumpang sari atau multi kultur untuk menjaga kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat sengkedan guna mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung humus;
  5. Membuat peraturan, organisasi atau undang-undang untuk melindungi lingkungan dan keanekaan jenis makhluk hidup.

SUMBER ALAM

Sumber alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) atau disebut pula sumber-sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber alam ini adalah semua makhluk hidup, hutan, hewan-hewan, dan tumbuhan-tumbuhan.

Sumber alam yang tidak diperbaharui (nonrenewable resources) atau disebut pula sebagai golongan sumber alam biotik. Yang tergolong ke dalam sumber abiotik adalah tanah, air, bahan-bahan galian, mineral, dan bahan-bahan tambang lainnya.

Sumber alam biotik mempunyai kemampuan diri atau bertambah, misalkan tumbuhan dapat berkembang biak dengan biji atau spora, dan hewan-hewan menghasilkan keturunannya dengan telur atau melahirkan. Oleh karena itu sumber daya alam tersebut dikatakan sebagai sumber daya alam yang masih dapat diperbaharui. Lain halnya dengan sumber daya alam abiotik yang tidak dapat memperbaharui dirinya. Bila sumber minyak, batu bara atau bahan-bahan lainnya telah habis digunakan manusia, maka habislah bahan-bahan tambang tersebut.

Sumber alam biotik dapat  terus digunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, bila manusia menggunakannya secara bijaksana dalam penggunaan berarti memperhatikan siklus hidup sumber alam tersebut, dan diusahakan jangan sampai sumber alam itu musnah. Sebab, jika suatu jenis spesies di bumi musnah, maka jenis tersebut tidak dapat muncul kembali. Seharusnya manusia menggunakan dengan baik sumber daya biotik dan abiotik secara tepat dan bertanggung jawab.

Manusia memandang alam lingkungannya dengan bermacam-macam kebutuhan dan keinginan. Manusia bersaing dengan spesies lainnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dalam hal ini manusia memiliki kemampuan lebih besar dibandingkan organisme lainnya, terutama dalam penggunaan sumber-sumber alamnya.

Berbagai cara telah dilakukan manusia dalam menggunakan sumber-sumber alam berupa tanah, air, fauna, flora, bahan-bahan galian, dan sebagainya.
Namun sesuai dengan kondisi lingkungan saat ini manusia susah seharusnya melakukan perubahan. Perubahan yang dimaksud disini bukanlah transformasi yang diartikan sebagai perubahan seluruhnya (dari teknologi, sosial budaya dan ekonomi). Perubahan disini lebih kepada perubahan hidup berperilaku, kebiasaan dalam hidup yang menunjang pada penyelamatan lingkungan, perilaku hidup manusia.

MANUSIA SEBAGAI PENENTU NILAI

Manusia atau penduduk tidak lagi tergantung pada alam dalam batas-batas tertentu.manusia sejak saat itu merupakan tenaga dalam alam yang waktu relatif singkat dapat merubah relief fetures,bila dibandingkan dengan kekuata-kekuatan lain seperti kekuatan –kekuatan geologis, geomorfologis, klimatologis, dan sebagainya.

Perubahan-perubahan dalam lingkungan alan yang disebabkan adanya pengaruh manusia dapat terlaksana karena :
1.  Kemajuan akal dan teknik manusia.
2.  Aktivitas dayya pencipta dan keuletan manusia sehingga kedudukan manusia
3.  primitip menjadi manusia modern.

Jika manusia tidak dapat menaklukkan alam maka manusia tidak dapat mengatasi kerumitan-keerumitan yanmg dialami dalam hidupnya seperti:
1.    Turunnya kesuburan tanah pertanian
2.    Habisnya persediaan sumber daya alam
3.    Pertambahan penduduk dengan segi-segi negatifnya seperti bahaya erosi, banjir dan sebagainya

Tetapi bagaimanapun manusia masih selalu terikat pada bumi yang dipijak ini. Air, tanah dan udara tidak terlepas dari manusia,kecuali jika manusia dapat hidup tanpa unsur-unsur tersebut atau hidup dalam alam lain ( planet lain). Dan dengan jika memang demikian halnya maka perumusan geografi akan mengalami perubahan.

INDIVIDU DENGAN GOLONGAN

Di dalam Human Geografi adad perbedaan pendapat mengenai dasa-dasar ilmu ini.Paul Vidal de Blace memakai dasar human group sedang J. Brunhes memakai dasar individu sebagai titik tolak.

Jika ditinjau manusia sebagai pengertian individu,maka tidak terikat pada atau  dalam kehidupan golongan, sehingga ada kebebesan melaksanakan  kehendak dan cita-citanya, sedangkan human group terikat pada adat kebiasan masyarakat, sehingga tidak boleh dikata tidak terlepas dari sosial control masyarakat.

Bagi kehidupan masyarakat indonesia yang dasar keihiupannya adalah gotong royong, maka persoalan ini tidak menjadi soal yang prinsipiil lagi, sebab baik individu muapun golongan sangat erat hubungannya masing-masing mengabdikan diri pada Negara

Dalam hal ini yang penting ialah sikap atau tindakan penduduk dalam usahanya dalam menyesuaikan dan menguasai loingkungan alam. Dengan demikian Geografi Sosial memperhatikan kedua-duanya sebagai titik tolak pembahasan dan pengupasannya,dengan tidak memandang tingkatan dari masyarakat itu. Apakah dalam tingkat Naturalwirschaft ataupun Geldwintschaf.

INTERAKSI MANUSIA DENGAN LINGKUNGAN

Manusia dengan Lingkungan

Lingkungan dan masyarakat merupakan dua konsep yang memiliki keterkaitan secara fungsional dalam konteks ekologi dan ekosistem. Secara konsepsional bahwa manusia merupakan faktor dominan terhadap lingkungannya (man ecological dominant concept) telah menampakan fenomena kehidupan yang antar wilayah dan antar masyarakat. Beragam aktivitas, perbedaan tingkat kesejahteraan dan dinamika perubahan masyarakat merupakan konsekuensi logis dari konsep tersebut.

Banyaknya pendapat yang menyatakan bahwa di permukaan bumi ini terdapat hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan alam. Pada garis besarnya adalah :
  1. Kehidupan manusia dan kebudayaan ditentukan oleh alam
  2. Manusia dan kebudayaan tidak ditentukan oleh alam, tetapi manusia mempunyai peranan aktif terhadap alam sehingga manusia dapat memilih kebudayaannya sedangkan alam hanya memberikan kemungkinan-kemungkinan saja.
Pendapat pertama merupakan paham determinis yang menyatakan bahwa faktor-faktor geografik atau alam sering memmaikan mperanan yang dinamik dalam perkembangan kebudayaan manusia berarti alam tidak memerankan peranan yang pasif. Sedangkan pendapat kedua merupakan pandangan possibilis bahwa hampir semua praktek kebudayaan yang spesifik tidak dengan logis dikembalikan langsung pada alam sebagai habitat geografis semata-mata, melainkan manusia yang memegang peranan dalam menentukan budayanya (aktif). Dengan demikian bahwa setiap pernyataan yang dimiliki oleh paham determinis dan paham possibilis tidak selalu benar dan tidak selalu salah karena tergantung dengan keadaan alam atau manusia sendiri.

Fisis Determinis

Para ahli fisis determinis berpendapat bahwa keadaan alam suatu daerah seperti cuaca, iklim, persediaan air, jenis tanah, jenis batuan lingkungan sosial serta fauna flora dimana manusia itu berada akan menentukan sifat  lahir dan rohaniahnya. Apabila manusia tidak menyesuaikan diri dengan kondisi tersebut maka manusia yang bersangkutan akan binasa. Pandangan  tersebut jenas sekali bahwa tidak ada tawar menawar antara manusia dengan alam sehinggs kreatifitas manusia untuk mengubah alam tidakk nampak, seolah olah manusia sebagai manusia yang pasif di dunia.

Paham determinis ini dipengaruhi oleh pendapat Charles Darwin yang berpendapat bahwa manusia untuk mencapai tujuannya dengan jalan merencanakan sedangkan alam dapat mencapai tujuannya dengan jalan seleksi. Dengan demikian untuk lolos dari seleksi alam maka muncul apa yang dinamakan dengan perjuangan hidup, hanya hewan (manusia) paling ulet yang mampu menyesuaikan diri dengan iklim dan suasana disekitarnya maka mereka lah yang berhasil mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pandangan ahli fisis determinis mengenai manusia degngan lingkungannya adalah sebagai berikut :

Aristoteles

Menyatakan bahwa bangsa-bangsa yang terdapat dibenua Eropa terutama mereka yang menenpati wilayah dingin mempunyai semangat yang tinggi tetapi intelegensinya kurang dan masyarakatnya dalam mengelola alam tidak terampil sehingga organisasi sosialnya lemah, secara politis tidak dapat mengalahkan negara tetangga mereka. Sedangkan penduduk di Asia cukup terampil dan mempunyai intelegensi yang tinggi tetapi mempunyai semangat yang lemah sehingga mudah di jajah oleh bangsa lain. adapun bangsa Yunani berada di antara benua Asia dan Eropa mempunyai sifat-sifat yang terbaik daripada bangsa –bangsa Asia dan Eropa

Le Lannau

Berdapat bahwa manusia di lingkungan tempat tinggalnya tidak aaktif secara sendiri-sendiri dan setiap aktivitas manusia akan membekas dipermukaan bumi

Pengaruh manusia terhadap lingkungan alam menjadi semakin dominan sehingga terjadi timbal balik antara manusia dengan alam maupun dengan kehidupan manusia seperti adanya kerusakan lingkungan maupun bencana alam akibat dari hasil aktivitas manusia

Komponen M (manusia) dilingkuingan alam dapat digolongkan kedalam masyarakat yang sedang berkembang atau masyarakat maju,sehingga mereka mampu utnuk mengelola alam.

Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya merupakan bentuk dari mata pencaharian yang tidak dapat terlepas dari lingkungan, hubungan antara manusia dengan lingkungan merupakan bentuk interkasi baik saling menguntungkan maupun merugikan lingkungan akibat terlalu dieksploitasi yang berlebihan sehingga merugikan manusia i

Soerjani mengatakan bahwa di dalam sistem lingkungan hidup terdapat tiga komponen utama yaitu :

Lingkungan Hidup Alami

Manusia yang terdapat di dalamnya hidup selaras dengan alam sehingga manusia tersebut tunduk kepada hukum-hukum alam yang berlaku. Manusia tidak hanya melakukan perubahan terhadap lingkungan dan didalamnya hidup secara immanen.

Lingkungan Hidup Buatan

Manusia dapat hidup dan berkembang berkat ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimilikinya sehingga kebudayaanya pun semakin berkembang. Dalam perkembangannya lingkungan budaya mutlak diperlukan untuk meningkatkan daya dukung sumber daya alam terhadap kualitas hidup manusia.

Lingkungan Hidup Sosial

Manusia dipermukaan bumi tidak hidup sendiri melainkan bersama-sama dengan manusia lain. Kehidupan bersama ini merupakan jaringan hubungan sosial antara manusia yang melahirkan pranata-pranata sosial yang berfungsi mengatur kehidupannya.

SUMBER

Bintarto, R. 1977. Geografi Sosial.U.P.Spring. 26-28, Yogyakarta.

Kamis, 14 Februari 2013

POTENSI KONFLIK DALAM MASYARAKAT MAJEMUK

Strategi kebudayaan menuju integrasi nasional. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang mempunyai keanekaragaman atau pluralitas budaya yang luas banyaknya, terutama pluralitas atas dasar agama, kesukuan, kederahan, adat istiadat dan tradisi sosial setempat. Pluralisme horizontal ialah pengelompokan masyarakat majemuk yang lebih banyak dilihat oleh ikatan-ikatan primordial seperti ikatan kekerabatan, daerah, asal, bahasa, agama, ras dan suku bangsa. Primordialisme inilah yang merupakan pengikat asli suatu masyarakat majemuk, dan atas dasar itulah pengelompokan dalam masyarakat majemuk tumbuh dan berkembang.

Masyarakat majemuk mempunyai potensi konflik yang dapat mengarah kepada disintegrasi. Disintegrasi terjadi bila masing-masing kelompok dalam masyarakat menggunakan budaya mereka sendiri dalam berkomunikasi. Tidak adanya komunikasi berarti tidak adanya hubungan di antara mereka, dan pembaruan untuk menuju ke arah persatuan merupakan sesuatu yang mustahil akan terwujud. Akibat dari kondisi yang demikian dalam masyarakat majemuk akan mudah sekali muncul konflik. Dalam konteks pengelompokan berdasarkan ikatan primordial, maka konflik yang dimaksud ialah konflik primordial.

Masyarakat majemuk di mana pun selalu diwarnai adanya kelompok-kelompok. Namun yang ditakutkan dari kondisi masyarakat seperti ini adalah munculnya persaingan antar kelompok yang diikat oleh nilai-nilai primordial.

Bahwa masyarakat dapat dimunculkan oleh faktor-faktor vertikal dan horizontal. Lebih lanjut kemajemukan masyarakat dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori sebagai berikut:
1. Faktor Horizontal
  • Etnis dan ras atau asal-usul keturunan
  • Bahasa daerah
  • Adat istiadat / perilaku
  • Agama dan budaya
2. Faktor Vertikal
  • Penghasilan (ekonomi)
  • Pendidikan
  • Pemukiman
  • Pekerjaan

PENYEBAB KONFLIK SECARA UMUM

1. Perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian perasaan

Setiap manusia adalah individu yang unik. Artinya, setiap orang memiliki pendirian dan perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.

2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda

3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok

Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.

4. Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat

Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika perubahan itu berlangsung cepat atau bahkan mendadak, perubahan tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial.

Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 6 macam:

  • Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran)
  • Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank)
  • Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa)
  • Konflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
  • Konflik antar atau tidak antar agama
  • Konflik antar politik.
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

PLURALITAS MASYARAKAT INDONESIA

Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, ia ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan kedaerahan. Secara vertikal struktur Indonesia ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup tajam.

Perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan-perbedaan agama, adat dan kedaerahan sering kali disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Menurut Furnival, suatu masyarakat majemuk (Plural Society) yakni suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain di dalam suatu kesatuan politik.

Sebagai masyarakat majemuk masyarakat Indonesia disebut sebagai suatu tipe masyarakat daerah tropis di mana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki perbedaan ras. 

Di dalam kehidupan politik, tanda paling jelas dari masyarakat indonesia yang bersifat majemuk itu adalah tidak adanya kehendak bersama (Common Will).
Menurut Van den Berghe ada beberapa karakteristik sebagai sifat-sifat dasar dari suatu masyarakat majemuk yakni:

  1. Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk kelompok yang sering kali memiliki sub kebudayaan yang berbeda satu sama lain.
  2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat non komplementer.
  3. Secara relatif sering kali mengalami konflik-konflik di antara kelompok yang satu dengan yang lain.
  4. Secara relatif integrasi sosial tumbuh di atas paksaan dan saling ketergantungan di dalam bidang ekonomi.
Suatu masyarakat majemuk tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki unit-unit kekerabatan. Akan tetapi sekaligus juga tidak dapat disamakan dengan masyarakat yang memiliki diferensiasi yang tinggi. Suatu masyarakat yang terbagi-bagi kedalam berbagai kelompok berdasarkan garis keturunan, akan tetapi memiliki struktur kelembagaan yang bersifat homogeneus.

Di dalam arti yang demikian itulah, maka masyarakat Indonesia merupakan masyarakat yang bersifat majemuk. Ada beberapa faktor yang menyebabkan pluralitas masyarakat Indonesia yang demikian terjadi: Keadaan geografis yang membagi wilayah Indonesia kurang lebih 12.637 pulau yang tersebar di suatu daerah ekuator sepanjang kurang lebih 3000 mil dari timur ke barat dan lebih 1000 mil dari utara ke selatan, merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap terciptanya suku bangsa Indonesia.

Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan